Baca selengkapnya

Sejarah singkat di balik cincin pertunangan emas putih meningkat dalam popularitas



Sepanjang sejarah, emas telah dinilai sebagai simbol kekayaan, kebijaksanaan dan keilahian. Ungkapan 'masa keemasan' dan 'tahun keemasan' telah lama menunjukkan momen yang baik, sebagaimana ditunjukkan oleh fakta bahwa ulang tahun pernikahan ke-50 juga dikenal sebagai ulang tahun pernikahan emas. Objek pertama yang terbuat dari emas ditemukan di Mesir dan berasal dari 5 milenium. Logam yang didambakan ini telah menginspirasi pengrajin untuk membuat perhiasan sejak 3000 SM. C.

Emas adalah salah satu jenis logam yang paling umum digunakan dalam perhiasan karena warnanya yang kaya dan daya tahannya. Emas dianggap sebagai logam tradisional cincin pertunangan dan pertunangan, dan karena emas tidak menodai seiring waktu, emas dengan sempurna melambangkan suara abadi pasangan. Namun, 100% emas murni, dengan kata lain, 24 karat, terlalu lunak dan karenanya harus dicampur dengan logam lain, seperti perak, tembaga, nikel atau seng agar kuat dan tahan lama.

Itu adalah pencampuran emas dengan logam lain yang menyebabkan penciptaan cincin pertunangan emas putih di awal abad ke-20. Sementara emas putih dipasarkan pada tahun 1912 di Pforzheim, Jerman, emas putih hanya mendapatkan popularitas besar pada pertengahan 1920-an sebagai alternatif yang lebih murah dan lebih murah daripada platinum. Logam putih baru ini, platinum, telah mulai menggantikan emas sebagai logam pilihan pada awal 1900-an, tetapi sangat mahal, yang menyebabkan prevalensi yang lebih tinggi dari cincin pertunangan emas putih. Hal ini memungkinkan konsumen untuk memilih konfigurasi cincin dengan sentuhan putih mengkilap sambil tetap menginginkan emas, yang sering menyiratkan hadiah utama, seperti medali emas di Olimpiade.

Baca Juga :



Untuk memenuhi permintaan perhiasan putih, banyak kombinasi emas-paladium-nikel digunakan, tetapi dalam Perang Dunia II, emas putih berbasis paladium telah menjadi satu-satunya pilihan, karena nikel dan platinum dilarang untuk digunakan. penggunaan yang tidak keluar dari perang. Sayangnya, cincin pertunangan berbasis paladium mahal dan setelah perang, emas putih berbasis nikel lebih murah dengan cepat menjadi pilihan yang populer sekali lagi. Namun, dalam waktu yang lebih baru, nikel dalam paduan emas putih sering diganti dengan logam dalam keluarga platinum untuk mengurangi jumlah reaksi alergi yang disebabkan oleh nikel.

Sejak 1920-an, cincin pertunangan ini, bersama dengan platinum, telah menggantikan emas kuning tradisional dan tetap menjadi pilihan yang populer secara konsisten untuk pasangan. Ini tidak mengherankan, karena emas putih adalah pelengkap yang jauh lebih baik untuk permata favorit abad ke-21, yaitu berlian.